5 februari 1993,
Kamis malam terlahirlah seorang bayi laki-laki dari rahim seorang ibu yang luar biasa, kelahirannya menambah lengkap kebahagiaan yang datang menyelimuti keluarga ini. Rasa syukur pun mereka panjatkan kepada tuhan yang maha Esa atas karunia Nya yang telah memberikan putra ke2 bagi mereka sehingga menjadikannya kelengkapan dalam rumah tangga.
Terlahir dengan fisik yang sempurna tiada kecacatan sedikitpun menjadikannya bayi yang sangat tampan, berkulit kecokelatan dan bermata kebiruan. Betapa bahagianya mereka dan mereka pun memutuskan memberikannya nama Zulki.
Hari berganti hari dan musim berganti musim kebahagiaan terus menghampiri Zulki semakin bertumbuh. Dirawat dengan begitu tulus dengan begitu Besarnya kasih dan sayang dari kedua orang tuanya dan kakak perempuannya. Mereka tak melewatkan sedikit pun momen perkembangan Zulki.
Seiring berjalannya waktu terdengarlah seruan dari pemerintah setempat yang mensosialisasikan bahwa diadakannya imunisasi bagi para keluarga yang memiliki balita. Dan ibu pun membawa Zulki untuk mendapatkan imun dengan harapan agar anaknya menjadi lebih sehat kelak.
Waktu terus bergulir usia zukiy pun smakin bertambah dan kini Zulki mulai bisa merangkak..
“subhanalloh anaku sudah mulai bisa merangkak “ ujar ibu dengan senang nya.
Sang ayah pun tersenyum riang melihat anak laki lakinya itu.
Lalu kemudian waktu berselang dan sosialisasi imunisasi pun di adakan kembali, seperti biasa ibu tak pernah melewatkannya. Ibu membawa lagi Zulki untuk mendapatkan imunisasi kembali. Dan kini imun yang di berikan adalah imun polio, tanpa ragu imun pun di berikan.
Beberapa hari kemudian setelah imunisasi
Zulki tak terlihat sehat badannya demam tinggi, ibu pun mulai khawatir atas kesehatan anaknya itu. Ia pun berkata pada suaminya .
“ yah.,! Zulki badanya demam yah ..”
Ayah, menyentuh kening Zulki
“ hmmm... iya bu.... kita bawa berobat aja bu.”,
Ibu, “ ayo....”
Berangkatlah mereka menuju puskesmas setempat.
Sesampainya mereka dan mulai memeriksakan Zulki kepada dokter,
“ anaknya kenapa bu..??” tanya dokter,
“ badannya panas dok ! “ ibu menjawab
“ beberapa hari lalu sih anak saya dapat di imun dok..” tambahnya,
“ohh..” jawab dokter sambil memeriksa Zulki.
Ibu. “ anak saya kenapa dok??, sakit apa dia?? “,
“ oh... gak apa bu .. ini mah bisa kok... klo sudah dapet imun kemudian sakit berarti tubuhnya merespon dengan baik.. ini saya lasih resep obatnya jangan lupa dikasih ya bu,, semoga sehat kembali anaknya...” jawab dokter sambil tersenyum.
Mereka pun kembali pulang.
Waktu terus berjalan dan tahun pun berganti tahun, Zulki pun sudah menginjak usia 3tahun dia sudah bisa berjalan, bermain riang bersama kakak perempuannya, berlari-lari kesanasini layaknya anak biasa.
Hingga pada suatu saat Zulki bermain loncat loncatan dari sofa ke lantai bersama kakaknya, tiba tiba saja saat Zulki meloncat dia terjatuh dan memegangi kakinya sambil menangis berteriak
“ aduuhhh... sakiittt...” teriaknya
Sang kakak pun melihat kondisi adiknya dan segera memanggil ibunya.
Ibu pun merasa kaget melihat kaki Zulki yang membengkok pada paha kanan nya.
“ astagfirulloh... kenapa inii ??!!” tanya ibu
“ dia jatuh bu..” jawab kakak
Sang ibu segera membawa Zulki ke tukang urut untuk mengobati kakinya. Ibu kebingungan dalam hatinya ia bertanya-tanya kenapa bisa kaki anaknya patah hanya karna meloncat dari atas sofa ke lantai?, padahal tinggi sofa itu tak begitu tinggi.
Waktu terus berjalan, Zulki kini tlah berusia 5th. Saat itu dia sedang mengangkat meja kayu, namun tiba-tiba kedua kaki Zulki patah, sang ibu kembali merasa kaget dan heran kenapa bisa?? Padahal berat meja itu tak lebih dari 4kg.
Hari demi hari tahun demi tahun kejadian serupa malah semakin sering terjadi. Seiringnya kaki Zulki mengalami patah tulang membuat pertumbuhan kaki Zulki menjadi tidak sempurna. Kini Zulki memiliki kaki yang berbentuk gepeng dan membengkok ke belakang. Keluarga zukiy pun membawa zul ke rumah sakit. Dan hasil diagnosa dokter menyebutkan bahwa Zulki menderita kerapuhan tulang.
Kesedihan pun melanda keluarga zul begitu nama panggilannya
